GIVEBACK : PEDOMAN MENGHADAPI KETAKUTAN

PEDOMAN MENGHADAPI KETAKUTAN

Setiap orang pernah mengalami ketakutan dan tidak terkecuali nabi Elia. Perasaan itu menguasai hatinya ketika dia mendengar ancaman mati dari ratu Izebel. Elia merasa tidak mampu menghadapi dan memutuskan untuk lari menjauhi dan bersembunyi. Hal ini tidak diperintahkan TUHAN sama sekali. Namun TUHAN mengizinkannya terjadi sambil melakukan intervensi kasih supaya Elia bisa sanggup melalui. Berikut tiga langkah sederhana yang bisa kita teladani dari kisah Elia bila melalui perasaan yang sama :

1. Istirahat yang cukup

Kadang ketakutan kita semata-mata hasil dari pikiran yang berlebihan. Bukan karena sesuatu yang sudah atau sedang terjadi. Akan tetapi buah dari kekuatiran tentang apa yang akan terjadi. 

Padahal hanya memikirkan tanpa dibarengi melakukan apa-apapun tidak akan menghilangkan apa yang kita takuti. Malah menggandakannya. Maka dari itu kita harus berhenti berpikir untuk sementara. Dan hal itu bisa dilakukan dengan cara berbaring atau tidur.

I Raja-Raja 19 : 4 - 5a
Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu.

2. Makan dengan teratur

Ketakutan juga sering kali membuat seseorang menjadi tidak doyan atau bahkan tidak terpikir untuk makan. Alhasil tubuh tidak mendapatkan apa yang dibutuhkannya untuk berfungsi dengan baik.

Padahal kalau dalam keadaan lapar, tubuh akan mudah menjadi sakit. Dan kalau sudah menjadi sakit maka pikiranpun akan otomatis menjadi semakin tidak karuan. Maka dari itu meski merasa takut kita harus tetap makan secara rutin. 

I Raja-Raja 19 : 5b - 6 & 7
 Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!"Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minumkemudian berbaring pula.
Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah, makanlah! 

3. Berani melangkah keluar (dari ketakutan)

Ketakutan menggiring orang untuk pergi mencari aman. Dan tempat persembunyian adalah salah satu jalan tercepat untuk mendapatkannya. Jadi tidak heran kalau orang ketakutan sering memutuskan untuk pergi atau lari. Seperti halnya dengan Elia.

Padahal bersembunyi tidak menjamin dengan pasti bahwa ketakutan akan serta merta berhenti. Meskipun sudah jauh dari apa yang membuat kita takut, namun selama kita menyimpan rasa itu sendirian dan tidak menyerahkannya ke tangan TUHAN, ketakutan itu akan selalu ada. Maka dari itu, kita harus berani melangkah dan kembali menjalani hidup. Bukan diatur oleh ketakutan kita namun sesuai dengan tuntunan TUHAN tentunya. 

I Raja-Raja 19 : 6 - 7
Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu." Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

Dengan tuntuan dari seorang malaikat, Elia berpindah dari tempat persembunyiannya di padang gurun menuju kepada gunung yang ditunjukkan TUHAN kepadanya. Pindah dari kesendirian dan kesepian yang dibuatnya menuju persekutuan bersama TUHAN dengan datang menghampiri hadiratNYA. Sebagai buah keputusannya TUHANpun hadir dan meneguhkan dia (I Raja-Raja 19 : 19 - 21)

Mazmur 23 : 4
 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Selamat menerima

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GIVEBACK : TAAT ITU MENGHEMAT WAKTU

GIVEBACK : CARA TUHAN MENYELAMATKAN BAYI MUSA

GIVEBACK : TERHORMAT