GIVEBACK : DOA YANG BERSUNGGUH-SUNGGUH ITU SEPERTI APA?
Elia adalah contoh bukti bagaimana seorang manusia biasa, apabila bersungguh-sungguh berdoa, ternyata memang bisa mengubah dunia. Mengetahui hal tersebut, tentunya kita semua mau mengalami hal yang serupa. Namun pertanyaannya adalah apa sebenarnya kriteria dari bersungguh-sungguh berdoa? Berikut tiga hal yang menjadi tolak ukurnya :
1. Berdoa dengan merendahkan hati
Istilah lain dari rendah hati adalah tahu diri. Saat orang mengetahui keterbatasannya, maka akan lebih mudah bagi dia menyesuaikan tingkah lakunya dalam hidup. Elia memang seorang nabi. Tapi dia tahu kalau tanpa pernyertaan kuasa dari TUHAN, ucapannya tidak akan punya makna sama sekali.
Sehingga sesaat sesudah Elia mengatakan kepada raja Ahab bahwa akan turun hujan, diapun segera pergi meminta pertolongan dari TUHAN. Dan dia memintanya dengan sikap tubuh penuh kerendahan hati.
I Raja-Raja 18 : 42
Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.
2. Berdoa sampai berkali-kali
Tuhan tidak pernah membatasi jumlah doa kita. Kitalah yang melakukannya. Entah karena kemalasan atau karena kesal tidak kunjung menerima jawaban, kitapun biasanya kemudian mengurangi jadwal doa bahkan menghentikan menaikan doa-doa kita kepadaNYA.
Doa Elia sendiri tidak langsung dijawab oleh TUHAN. Dia harus berulang-ulang memintanya. Sebanyak tujuh kali tepatnya. Dan sesudah itupun tidak langsung turun air hujan. Melainkan hanya tampak awan sebesar telapak tangan. Namun karena Elia menaruh percaya penuh pada TUHAN, sehingga awan kecil itu berubah menjadi gelap oleh awan badai yang membawa air hujan.
I Raja-Raja 18 : 43 - 45
Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.
Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat.
3. Berdoa dan merelakan diri
Inti dari berdoa adalah penyerahan diri. Memang kita diizinkan TUHAN untuk meminta. Namun pada akhirnya kita harus mau menerima kehendak TUHAN saja yang boleh terjadi.
Saat Elia menerima jawaban doanya, dia tidak sempat merayakannya dengan bermain mandi hujan (misalnya saja ya). TUHAN langsung memberi tugas selanjutnya dengan mengutus dia untuk lari pergi ke Yizreel. Dan Eliapun turut saja. Karena dia tahu bahwa jawaban doa bukanlah tujuan akhir dari doa. Melainkan wujud dari penyertaan TUHAN dalam hidup dan pelayanan selama dia ada di dunia.
I Raja-Raja 18 : 46
Tetapi kuasa TUHAN berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
YAKOBUS 5 : 17 -18
Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.
Selamat menerima
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir