GIVEBACK : MUSIBAH DARI AMARAH


Amarah atau marah adalah kata yang artinya sangat tidak senang (karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dsb). TUHAN YESUS pernah marah. Jadi marah sebenarnya wajar apabila disertai dengan alasan yang benar. Namun sayangnya, manusia lebih sering marah karena hal yang salah. 

Apalagi kalau frekuensi marahnya sudah melebihi batas normal dan menjadi suatu kebiasaan. Maka hal ini akan menjadi sangat berbahaya. Tidak saja untuk korbannya yaitu orang-orang yang dimarahi. Akan tetapi juga untuk pelakunya, si pemarah tersebut. Lalu apa saja bahaya dari marah? Mari kita pelajari dari kisah dalam alkitab mengenai seorang raja menurut Daniel pasal 3 & 4!

A. MUSIBAH AMARAH UNTUK SESAMA

1. Marah membuat kita merasa berhak menghakimi sesama kita

Nebukadnezar yang sedang marah merasa pantas untuk menyatakan pilihan iman dari Sadrakh, Mesakh dan Abednego sebagai suatu kesalahan di hadapan banyak orang.

Daniel 3

(13) Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan dalam marahnya dan geramnya untuk membawa Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadap. Setelah orang-orang itu dibawa menghadap raja,

(14) berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?

2. Amarah membuat kita merasa berhak menantang Yang MahaKuasa

Nebukadnezar yang sedang marah merasa layak untuk mengajak TUHAN beradu kuasa. Dengan demikian dia secara tidak langsung menyatakan bahwa TUHAN berada di bawahnya.

Daniel 3

(15) Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?"

3. Amarah membuat kita merasa berhak menyakiti sesama kita

Nebukadnezar yang sedang marah merasa layak untuk berbuat keji dengan menyiksa Sadrakh, Mesakh dan Abednego api dengan tujuan untuk menghabisi nyawa mereka. Bahkan dia tidak peduli jika tindakannya itu akan juga mengambil nyawa dari tentara-tentaranya yang melaksanakan perintahnya.

Daniel 3

(19) Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego; lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa.

(20) Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.

(21) Lalu diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.

(22) Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas.

(23) Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat.

B. MUSIBAH AMARAH UNTUK DIRI KITA

1. Amarah membuat kita kehilangan perkenanan TUHAN

Saat Nebukadnezar marah, dia menyalahgunakan kekuasaan yang diberikan TUHAN kepadanya untuk memuaskan harga dirinya. Maka TUHAN mengizinkan dia kehilangan posisinya sebagai raja untuk beberapa waktu lamanya untuk mengingatkan dia siapa yang sebenarnya berkuasa.

Daniel 4

(31) Raja belum habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit: "Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu;

(32) ... dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!"

2. Amarah membuat kita kehilangan kemuliaan TUHAN 

Saat Nebukadnezar marah, dia tidak lagi bertingkah laku sebagaimana seharusnya seorang manusia yang diciptakan serupa dan segambar dengan TUHAN. Maka TUHAN mengizinkan dia hidup seperti hewan untuk beberapa waktu lamanya untuk merombak cara pandangnya tentang siapa dia dan siapa TUHAN yang sebenarnya.

Daniel 4

(33) Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan itu atas Nebukadnezar, dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung.

(34) Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.

Dari penjelasan di atas maka dapatlah kita mengetahui dengan pasti bahwa amarah yang tidak didasari kebenaran firman TUHAN dan dilaksanakan dengan semena-mena hanya akan menuai musibah.

YAKOBUS  1 : 20

sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Selamat menerima

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GIVEBACK : TAAT ITU MENGHEMAT WAKTU

GIVEBACK : CARA TUHAN MENYELAMATKAN BAYI MUSA

GIVEBACK : TERHORMAT