GIVEBACK : PILIH-PILIH KATA

 


Ada hal-hal yang wajib kita lakukan pada saat kita mendengar perkataan manusia tanpa memandang siapapun juga orangnya. Dan tentunya, ini termasuk orang yang kita kenal dan kasihi juga. Kita harus selalu menyaring perkataan mereka sebelum kita menerimanya masuk ke dalam pikiran dan hati kita. Lalu bagaimana cara kita melakukannya? Berikut ada 2 cara pelaksanaannya :

1. Memeriksa apakah perkataan mereka sama dengan Firman Tuhan

Perkataan Sarai kepada Abram:

Kejadian 16

(2) Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. ...

Perkataan TUHAN kepada Abram:

Kejadian 12

(2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 

Kejadian 13

(14) Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, 

(15) sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. 

(16) Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga.

 Kejadian 15

(4) Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu." 

(5) Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

(6) Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

 

Sarai mengatakan kepada Abram bahwa dia mandul dan tidak bisa memberikan anak untuk Abram. Namun TUHAN dari jauh-jauh hari sudah berulang kali menyatakan janjiNYA kepada Abram mengenai keturunannya. Jadi pendapat Sarai berbeda dengan janji TUHAN. Yang sebenarnya adalah Sarai bukannya tidak bisa melahirkan, akan tetapi belum tiba waktunya untuk melahirkan anak.

Entah Abram sudah membagikan janji TUHAN tersebut kepada Sarai atau belum, tetap saja disayangkan fakta bahwa Abram tidak mengkoreksi perkataan Sarai saat dia menyampaikannya. 

2. Memeriksa apakah perkataan mereka ada/terdapat dalam Firman Tuhan 

Perkataan Sarai kepada Abram : 

Kejadian 16

2) ... Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. 

Firman TUHAN kepada umatNYA : 

Kejadian 2 

(18) TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." 

(21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.

(22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah daari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

(24) Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. 

Sarai mengatakan supaya Abram mencoba untuk mendapatkan anak dari wanita lain yaitu Hagar hambanya. Padahal dalam  Firman TUHAN ada tertulis bahwa kepada laki-laki diberikan seorang perempuan saja untuk menjadi pasangannya. Dan mereka berdua (bukan bertiga) akan menjadi satu di hadapan TUHAN.

Lagipula tidak ada perintah dalam Firman TUHAN yang mengatakan agar suami mengambil wanita lain apabila istri tidak bisa melahirkan anak. Malah, seharusnya Abram sebagai suami wajib berdoa bagi istrinya agar TUHAN membuka kandungannya. Bukannya malah mengambil istri yang kedua. Hal ini terbukti di kemudian hari, TUHAN menekankan dalam FirmanNYA lagi bahwa TUHAN mau memberi anak kepada Abram hanya melalui istrinya Sarai.

Firman TUHAN kepada Abram : 

Kejadian 17

(19) Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.

Seharusnya Abram tidak langsung mengiyakan ide Sarai. Meskipun dia mengasihi istrinya dan sangat merindukan kehadiran buah hati, Abram harus tetap memilih apa yang menjadi kehendak TUHAN. Bukan mengikuti kehendak istrinya maupun kehendak dia sendiri.

Inipun berlaku bagi kita. Terutama di zaman yang penuh dengan informasi dari sumber sana-sini. Selalu konfirmasikan segala sesuatunya terlebih dahulu dengan Firman TUHAN. Hanya itu pilihan yang benar yang membawa damai.

 

II TIMOTIUS 3 : 16

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

 

Selamat menerima


Komentar

Postingan populer dari blog ini

GIVEBACK : TAAT ITU MENGHEMAT WAKTU

GIVEBACK : CARA TUHAN MENYELAMATKAN BAYI MUSA

GIVEBACK : TERHORMAT