GIVEBACK : BUKTI MENGAMPUNI
KEJADIAN 45 & 50
Yusuf adalah tokoh Alkitab yang luar biasa. Bukan karena dia satu-satunya orang yang bisa mengartikan mimpi Firaun kemudian diangkat menjadi orang kedua di Mesir. Akan tetapi karena kenyataan bahwa dia memilih mengampuni 10 orang saudara-saudaranya yang sudah membuang dia ke sumur dan menjualnya kepada orang Ismael.
Namun, apakah Yusuf benar-benar mengampuni saudara-saudaranya tersebut? Atau dia hanya berpura-pura saja karena ingin menyenangkan hati ayahnya Yakub? Berikut ada 3 bukti kalau seseorang benar-benar sudah mengampuni. Mari kita periksa apakah Yusuf berhasil melakukan semuanya!
1. Tidak mengungkit-ungkit lagi.
Melupakan itu tidak mungkin. Karena selama kita punya ingatan, maka kesalahan orang juga masih akan tersimpan. Namun saat kita memilih untuk mengampuni, maka kita harus berhenti membicarakannya. Apalagi kalau kita memutuskan masih berhubungan dekat dengan orang tersebut. Jangan mengorek luka lama dengan menyinggung-yinggungnya.
Kej 45 : 4 - 5
Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
2. Tidak main hakim sendiri (membalas dendam)
Saat kita disakiti, tentu ada keinginan untuk balik menyakiti. Kalau perlu 100 kali lipat dari apa yang kita alami. Akan tetapi pembalasan adalah haknya TUHAN. Kita bisa memperingatkan si pelaku untuk tidak melakukannya lagi. Bahkan sah saja bila melaporkan perbuatan yang melanggar hukum/peraturan kepada pihak yang berwajib/berwenang. Namun tidak boleh menyakiti mereka kembali dengan dalih atas nama keadilan. Karena itu hanya akan membuat kita sama bahkan lebih jahat daripada mereka.
Kej 50 : 19 - 20
Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Roma 12 : 19
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
3. Mau memberkati
Ini adalah tingkatan tertinggi dalam mengampuni. Tidak banyak orang yang bisa melakukannya. Tidak membenci si pelaku saja itu sudah luar biasa. Apalagi mau memberkati orang yang sudah menggangu kenyamanan kita, yang merampas sukacita kita dan yang membunuh harapan kita. Kita tidak bisa melakukannya dengan kekuatan kita dan hanya bisa melakukannya dengan kasih TUHAN saja.
Perlu diketahui kalau memberkati itu bukan berarti kita terus membiarkan diri kita dipergunakan, direndahkan dan disakiti oleh pelaku lalu mengampuni mereka terus-menerus. Kita juga harus bijaksana dalam memberkati.
Kalau memang setelah kita ampuni, namun orang tersebut tidak menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik, maka bukan tanggung jawab kita untuk tetap hadir dalam hidup mereka dan menyelamatkan mereka. Kita tetap bisa memberkati mereka dari jauh dengan doa-doa kita.
Kej 50 : 21
Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.
Matius 7 : 6
Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia dan berbalik mengoyak kamu.
Berdasarkan bukti-bukti di atas, ternyata Yusuf sukses berat dalam bisnis mengampuni. Kalau Yusuf bisa, berarti kita juga bisa dong! Mari belajar mengampuni, seperti Yesus sudah terlebih dahulu mengampuni kita!
Lukas 6 : 37
" ... ampunilah dan kamu akan diampuni."
SELAMAT MENERIMA
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir